SEJARAH PESANTREN BALEKAMBANG
Berusia 134 Tahun, Miliki 3.000 Santri
Di Kabupaten Jepara terdapat pondok pesantren (ponpes) yang usianya lebih dari 100 tahun. Nama ponpes itu, Roudlotul Mubtadi’in atau yang sering disebut Pondok Balekambang. Sebab, lokasinya berada di Dukuh Balekambang, RT 2/RW 7, Desa Gemiring Lor, Kecamatan Nalumsari.
Oleh masyarakat sekitar, tempat nyantri ini juga disebut pondok “mewah”. Bukan karena kemegahan bangunannya. Melainkan letaknya yang mepet sawah (mewah) atau berdekatan dengan sawah. Sekitar bangunan pesantren memang dikelilingi hamparan sawah. Sedangkan permukiman di sekitar pesantren hanya ada sekitar 20 kepala keluarga.
Pondok ini berdiri pada sekitar 1884 silam oleh Kiai Chasbullah. Dulunya di sekitar pesantren masih dipenuhi semak belukar dan pepohonan. Saat itu belum ada warga yang bermukim.
Jumlah santri yang diasuh saat generasi awal hanya 100 santri. Selanjutnya pada masa diasuh oleh KH. Abdulloh Hadziq (ayah dari KH M. Ma’mun Abdulloh Hadziq -pengasuh pondok saat ini) jumlah santri juga 100 orang. “Sudah menjadi istilah di wilayah Balekambang, bahwa jumlah santri di Ponpes Roudlotul Mubtadiin adalah 100. Jika ada tambahan santri yang mondok, pastinya ada santri lain yang boyong (pulang ke rumah tidak mondok lagi). Hal ini sudah menjadi tradisi pondok ini,” kata Pengasuh Ponpes Balekambang KH M. Ma’mun Abdulloh Hadziq didampingi Ketua Pengurus KH. Mustamir Wildan kepada Jawa Pos Radar Kudus kemarin.
Perkembangan pesantren begitu pesat dimulai pada 2003 lalu. Setelah estafet pengasuh pondok berlanjut ke generasi kedua, yaitu cucu dari Kiai Chasbullah. Jumlah santri setiap tahun meningkat. Dimulai dari jumlah santri 100 di masa KH. Abdulloh Hadziq, saat ini jumlah santri menjadi sekitar 3.000 orang.
“Mulai 2003 lalu, pondok mengadopsi dan memadukan antara kitab kuning, pengetahuan, dan teknologi. Pendidikan salafi tetap ada. Kami berusaha memenuhi perkembangan zaman,” ujarnya.
Untuk kegiatan Ramadan, pihaknya menggelar ngaji posonan. Dimulai setelah salat Subuh sampai pukul 22.00. Kitab yang dikajian di antaranya Tafsir Jalalain dan Hadist Muwattha’.
Pengajian ini tak hanya diikuti santri Ponpes Balekambang, namun juga terbuka untuk warga sekitar maupun luar daerah. “Tanggal 20 Ramadan khatam. Kemudian libur panjang sampai 17 Syawal,” terangnya.
Di antara program yang dimiliki pondok ini, di antaranya kajian kitab kuning (salaf), tahfidzul Quran, madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), madrasah aliyah (MA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK), ma’had aly jurusan hadis wa ulumuhu, dan politeknik.
SEJARAH PESANTREN BALEKAMBANG
Reviewed by Joe
on
Juli 22, 2018
Rating: 5
Tidak ada komentar: